Objek Kajian
Kajian formal : Teologi Muslim Liberal
Kajian material : ilmu kalam
Liberalisme
adalah paham yang berusaha memperbesar wilayah kebebasan individu dan mendorong
kemajuan sosial. Liberalisme merupakan paham kebebasan, artinya manusia
memiliki kebebasan atau jika dilihat dari prespektif filsafat merupakan tata
pemikiran yang landasan pemikirannya adalah manusia yang bebas. Liberalisme
merupakan paham pemikiran yang optimistis tentang manusia. Prinsip-prinsip
liberalisme adalah kebebasan dan tanggungjawab. Tanpa adanya tanggungjawab,
tatanan masyarakat liberal tidak akan pernah terwujud.
Islam Liberal, kata liberal disini berarti bebas atau kebebasan,
dapat dikemukakan sebagai negasi atau lawan dari Islam normatif-dogmatis.
Segala sesuatu yang bersifat pemikiran dianggap sebagai yang “debatable”, belum
final, dan dapat ditinjau ulang, maka dalam Islam normatif-dogmatif segala
ajaran Islam baik yang bersumber pada
al-Qur’an, As-Sunnah dan pemikiran para ulama harus dipegang teguh dan
dilaksanakan. Menurut salah satu tokoh Islam Liberal, Charles Kruzman
menyatakan bahwa secara historis Islam liberal mendukung adanya demokrasi,
menentang teokrasi, medukung hak-hak kaum perempuan, hak-hak non muslim di negara Islam, membela kepada kebebasan berpikir, dan
kepercayaan terhadap potensi manusia. Lebih lanjut, Kruzman mendefinisikan
Islam liberal sebagai kelompok yang secara kontras berbeda dengan Islam adat
(Customary Islam) dan Islam revivalis (Revivalist Islam). Customary Islam
adalah Islam yang ditandai dengan kombinasi kebiasaan-kebiasaan kedaerahan dan
kebiasaan yang dilakukan diseluruh dunia Islam, misalnya
pertunjukan-pertunjukan ritual yang mengekspresikan tradisi kedaerahan.
Sedangkan Islam revivalis adalah kelompok Islam yang bisa dikatakan sebagai
Islam Fundamentalis atau wahabisme. Dimana sebaliknya faham revivalist Islam
adalah menolak tradisi-tradisi Islam.
Ciri-ciri muslim / Islam liberal :
1.
Islam
liberal adalah gerakan pemikiran progresif yang mempunyai sikap positif
terhadap modernitas, perubahan, dan pembangunan.
2.
Islam
liberal berbeda dengan Islam fundamental dalam memandang dunia pemikiran Barat.
Islam fundamental menganggap Barat sebagai ancaman dan musuh, sementara Islam liberal
melihat Barat sebagai peradaban pemikiran yang harus bersinergi dengan dunia
Islam.
3.
Islam
liberal mengafirmasikan semangat sekularisasi dalam kehidupan bernegara sebagai
salah satu upaya membangun titik temu antara Islam dan Negara
4.
Islam
liberal sangat mengedepankan pemahaman Islam yang terbuka dan bebas, terutama
dalam menerima dan mengafirmasikan pluralisme masyarakat dan menekankan
signifikansi toleransi bermasyarakat
5.
Islam
liberal sangat menjunjung tinggi penafsiran al-Qur’an melalui metode ijtihad
yang kontekstual kekinian
Premis 1 :
Islam Liberal dapat
dikemukakan sebagai negasi atau lawan dari Islam normatif-dogmatis
Premis 2 :
Islam liberal sebagai kelompok yang secara kontras berbeda dengan
Islam adat (Customary Islam) dan Islam revivalis (Revivalist Islam)
Konklusi :
Islam Liberal dapat
dikemukakan sebagai negasi atau lawan dari Islam normatif-dogmatis dan sebagai kelompok yang secara kontras berbeda dengan Islam adat
(Customary Islam) dan Islam revivalis (Revivalist Islam).
Daftar Pustaka
Budhy Munawar Rachman, (2010) Argument Islam Untuk Liberalisme,
Jakarta: PT Grasindo