Friday, June 21, 2019

[Firdha Ayu Nur S] Tokoh dan Doktrin Ajaran Aliran Asy’ariyyah

Firdha Ayu Nur Safitri/B01217019 /A2

Aliran Asy’ariyah

Objek Kajian Material : Ilmu Kalam
Objek Kajian Formal   : Ilmu Kalam dalam  Pengertian, Tokoh dan Doktrin Ajaran Aliran Asy’ariyyah

A.    Pengertian Aliran Asy'ariyah.
Aliran Asy'ariyah adalah paham akidah yang mana di nisbatkan kepada Abul Hasan Al-Asy'ari. Nama lengkapnya adalah Abul Hasan Ali Ismail Bin Abi Basyar Ishaq Bin Salim Bin Ismail Bin Abdillah Bin Musa Bin Bilal Bin Abi Burdah Amir Bin Abi Musa Al-Asy'ari. Kelompok Asy'ariyah menisbahkan pada namanya sehingga dengan demikian ia menjadi pendiri madzhab Asy'ariyah.
Asy'ariyah mengambil dasar keyakinan dari kulla bilyah,yaitu pemikiran dari Abu Muhammad Bin Kullah dalam meyakini sifat-sifat Allah. Kemudian mengedepankan akal diatas tekstual ayat dalam memahami Al-qur'an dan Hadits. Aliran Asy'ariyah disebut juga sebagai aliran Ahli Sunnah yang dimana kemunculannya mengatasi berbagai faham yang berkembang di kalangan umat islam dan menjadi penengah berbagai persoalan pemikiran umat.

B.     Tokoh-tokoh Aliran Asy'ariyah
Tokoh-tokoh besar yang mempunyai andil dalam menyebarluaskan dan memperkuat madzhab ini adalah sebagai berikut:
1.      Abu Hamid Al-Ghazali
Nama lengkapnya adalah Muhammad Bin Ahmad Al-Ghazali,lahir di thus pada tahun 450 H.Al-Ghazali adalah tokoh islam yang beraliran Ahli sunnah wal jama'ah paham teologi yang dimajukan boleh dikatakan tidak berbeda dengan paham-paham Asy'ari.Menurut Al-Ghazali Allah adalah satu-satunya sebab bagi alam. Ia ciptakan dengan kehendak dan kekuasaannya,karena kehendak Allah adalah sebab bagi segala yang ada.
2.      Al-Qodhi Abu Bakar Al-Baqillani
Nama lengkapnya adalah Muhammad Bin Thayyib Bin Muhammad Bin Ja'far Bin Al-Qasim,beliau ahli ushul fikih,lahir di bashrah dan menetap di bagdad. Menurut Al-Baqillani Tuhan adalah gerak yang terdapat pada diri manusia,adapun bentuk atau sifat dari gerak tersebut dihasilkan oleh manusia sendiri.
3.      Al-Imam Al-Haramaen Al-Juwaini
Nama lengkapnya adalah Abu Al-Ma'ali Abd Al-Malik Bin Abu Muhammad Abdullah Bin Yusuf Bin Abdullah Bin Yusuf Bin Muhammad Bin Hayyuyah Al-juwaini.Menurut nya bahwa tangan Tuhan harus diartikan kekuasaan Tuhan. Mata Tuhan diartikan penglihatan Tuhan. Dan wajah Tuhan diartikan wujud Tuhan. Dan duduk di atas tahta kerajaan diartikana Tuhan berkuasa dan maha tinggi.
4.      As-Sanusi
Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad Bin Yusuf. Ajarannya yaitu membahas sifat wajib,mustahil,dan jaiz Allah serta 4 sifat wajib dan muntasil rasul.

C.    Doktrin Ajaran Aliran Asy'ariyah
1.      Tuhan dan sifat-sifatnya
Tuhan memiliki sifat sebagaimana disebut di dalam Al-Qur'an,yang disebut sebagai sifat-sifat yang azali,qadim,dan berdiri di atas zat tuhan.
2.      Keadilan
Allah itu adil, Dia harus menyiksa orang yang salah dan memberi pahala kepada orang yang berbuat baik. Menurutnya, Allah tidak memiliki keharusan apapun karena ia adalah penguasa mutlak.
3.      Qadimnya Al-Qur'an
Al-Asy'ari dihadapkan pada dua pandangan ekstrim dalam persoalan qadimnya Al-Qur'an. Mu'tazilah yang mengatakan bahwa Al-qur'an di ciptakan oleh makhluk sehingga tidak qadim, serta pandangan madzhab hambali menyatakan bahwa Al-Qur'an adalah kalam Allah. Zahiriyah bahkan berpendapat bahwa semua huruf, kata,dan bunyi Al-Qur'an adalah qadim,  Sedangkan Asy'ari berpendapat bahwa walaupun Al-Qur'an terdiri atas kata-kata,huruf dan bunyi, semua itu tidak melekat pada esensi Allah dan karenanya tidak qadim.
4.      Melihat Allah
Al-Asy'ari mengatakan bahwa  Allah itu dapat dilihat di akhirat,tetapi tidak dapat digambarkan. Kemungkinan ru'yat dapat terjadi manakala Allah sendiri yang menyebabkan dapat dilihat atau bilaman ia menciptakan manusia untuk melihat-Nya.
5.      Kedudukan orang yang berdosa
Al-Asy'ari berpendapat bahwa orang mukmin yang berbuat dosa besar adalah orang mukmin yang fasik,seabab iman tidak mungkin menghilang karena dosa selain kufr.
6.      Kebebasan dalam berkehendak
Al-Asy'ari menyatakan bahwa manusia tidak berkuasa menciptakan sesuatu, tetapi berkuasa untuk memperoleh sesuatu perbuatan.
7.      Akal dan Wahyu dan kriteria baik dan buruk
Al-Asy'ari mengutamakan wahyu, sementara mu'tazilah mengutamakan akal. Al-Asy'ari berpendapat bahwa baik dan buruk harus berdasarkan pada wahyu, sedangkan mu'tazilah mendasarkan pada akal.

Premis 1 :
            Aliran Asy'ariyah adalah paham akidah yang mana di nisbatkan kepada Abul Hasan Al-Asy'ari, dan diseebut sebagai pendiri aliran Asy’ariyah. Serta mengambil dasar keyakinan dari kulla bilyah, yaitu pemikiran dari Abu Muhammad Bin Kullah dalam meyakini sifat-sifat Allah, Kemudian mengedepankan akal diatas tekstual ayat dalam memahami Al-qur'an dan Hadits.
Premis 2 :
            Adapun tokoh-tokoh besar yang berperan dalam penyebaran aliran ini diantaranya : Abu Hamid Al-Ghazali, Al-Qodhi Abu Bakar Al-Baqillani, Al-Imam Al-Haramaen Al-Juwaini, As-Sanusi.
Premis 3 :
            Doktrin ajaran dari aliran asy-ariyah yakni : Tuhan dan sifat-sifatnya (sifat-sifat yang azali,qadim,dan berdiri di atas zat tuhan), Keadilan (Allah itu Adil, Allah tidak memiliki keharusan apapun karena ia adalah penguasa mutlak), Qadimnya Al-Qur'an (Al-Asy'ari dihadapkan pada dua pandangan ekstrim dalam persoalan qadimnya Al-Qur'an, Mu'tazilah yang mengatakan bahwa Al-qur'an di ciptakan oleh makhluk sehingga tidak qadim, serta pandangan madzhab hambali menyatakan bahwa Al-Qur'an adalah kalam Allah. Zahiriyah bahkan berpendapat bahwa semua huruf, kata,dan bunyi Al-Qur'an adalah qadim, sedangkan Asy'ari berpendapat bahwa walaupun Al-Qur'an terdiri atas kata-kata,huruf dan bunyi, semua itu tidak melekat pada esensi Allah dan karenanya tidak qadim), Melihat Allah (Al-Asy'ari mengatakan bahwa  Allah itu dapat dilihat di akhirat,tetapi tidak dapat digambarkan), Kedudukan orang yang berdosa (Al-Asy'ari berpendapat bahwa orang mukmin yang berbuat dosa besar adalah orang mukmin yang fasik), Kebebasan dalam berkehendak (manusia tidak berkuasa menciptakan sesuatu, tetapi berkuasa untuk memperoleh sesuatu perbuatan), Akal dan Wahyu dan kriteria baik dan buruk (Al-Asy'ari berpendapat bahwa baik dan buruk harus berdasarkan pada wahyu, sedangkan mu'tazilah mendasarkan pada akal).

Konklusi :
Nama Asy'ariyah diambil dari nama Abu Al-Hasan Ali Bin Ismail Al-Asy'ari yang dilahirkan di Bashrah. Aliran Asy'ariyah istialah lain dari Ahlu sunnah waljama'ah merupakan salah satu dari beberapa aliran kalam. Aliran Asy'ariyah menjadi penengah antara aliran jabariyah dan mu'tazilah, karena perbuatan manusia mempunyai kehendak dan daya. Asy'ariyah juga menegaskan bahwa perbuatan dosa besar tidaklah kafir dan tidak pula gugur ke islamannya. Apabila pelaku dosa meninggal sebelum bertobat maka tergantung kebijakan dari Allah. Bilamana mendapat syafaat dari Nabi muhammad maka bisa saja mengampuni dosanya,sehingga terbebas dari siksa neraka atau sebaliknya mendapat siksa.

Asy'ariyah percaya bahwa fungsi akal adalah sebatas mengetahui hal-hal yang konkrit,sedangkan wahyu memberi informasi tentang hal-hal yang lebih luas termasuk soal metafisika.