Firdha Ayu Nur Safitri/B01217019/A2
Ikhwanul
Muslimin
Objek Kajian Material : Ilmu
Kalam
Objek Kajian Formal : Ilmu
Kalam dalam Landasan serta Pemikiran Ikhwanul Muslimun
A. Ikhwanul Muslimin memiliki landasan berupa:
Walaupun begitu, Ikhwanul Muslimin tetap mengikuti perkembangan teknologi
dan tidak meninggalkannya. Sebagai organisasi Islam moderat, Ikhwanul Muslimin
diterima oleh segala lapisan dan pergerakan. Ikhwanul Muslimin menekankan
adaptasi Islam terhadap era globalisasi. Pemikiran dan pergerakan Ikhwanul
Muslimin mencakup delapan aspek yang mencerminkan luasnya cakupan Islam sebagai
ideologi yang mereka anut, yaitu Dakwah salafiyah (dakwah salaf), Thariqah sunniyah (jalan sunnah), Hakikat shufiyah (hakikat sufi), Hai'ah siyasiyah (lembaga politik), Jama'ah riyadhiyah (kelompok olahraga), Rabithah 'ilmiyah tsaqafiah (ikatan ilmiah berwawasan), Syirkah iqtishadiyah (perserikatan ekonomi), dan Fikrah ijtima'iyah (pemikiran sosial).
B. Pemikiran Ikhwanul Muslimin
Ikhwanul Muslimin merupakan sebuah organisasi Islam berlandaskan ajaran
Islam. Bisa dilihat dari pemikiran utama Ikhwanul Muslimin berikut. Ia
merupakan salah satu jamaah dari beberapa jamaah yang ada pada umat Islam, yang
memandang bahwa Islam adalah agama yang universal dan menyeluruh, bukan
hanya sekadar agama yang mengurusi ibadah ritual (Shalat, Puasa, Zakat, Haji, dll)
saja. Tujuan Ikhwanul Muslimin adalah mewujudkan terbentuknya sosok individu
muslim, rumah tangga Islami, bangsa yang Islami, pemerintahan yang Islami,
negara yang dipimpin oleh negara-negara Islam, menyatukan perpecahan kaum
muslimin dan negara mereka yang terampas, kemudian membawa bendera jihad dan
da’wah kepada Allah sehingga dunia mendapatkan ketentraman dengan ajaran-ajaran
Islam. Pengaruh ajaran shufi hanya terbatas pada zikir/wirid yg dibaca
konsisten setiap pagi dan petang (Al-Ma'tsurat) berdasrkan hadits-hadits yang
shohih. Ikhwanul Muslimin menolak segala bentuk penjajahan dan monarki yang
pro-Barat.
Dalam perpolitikan di berbagai negara, Ikhwanul Muslimin ikut serta dalam
proses demokrasi sebagai sarana perjuangannya (bukan tujuan),
sebagaimana kelompok-kelompok lain yang mengakui demokrasi. Contoh utamanya
adalah Ikhwanul Muslimin di Mesir yang mengikuti proses pemilu di
negara tersebut.
1. Al-Ikhwan Berbeda & Menolak Al-Qaeda
Di berbagai media
khususnya media negara-negara Barat, Ikhwanul Muslimin sering dikait-kaitkan
dengan Al-Qaeda. Pada faktanya, Ikhwanul Muslimin berbeda jauh dengan
Al-Qaeda. Ideologi, sarana, dan aksi yang dilakukan oleh Al-Qaeda secara tegas
ditolak oleh pimpinan Ikhwanul Muslimin. Ikhwanul Muslimin lebih mendukung ide
perubahan dan reformasi melalui jalan damai dan dialog yang
konstruktif yang bersandarkan pada al-hujjah (alasan), al-mantiq (logika),
al-bayyinah (jelas), dan ad-dalil (dalil). Kekerasan atau radikalisme bukan
jalan perjuangan Ikhwanul Muslimin, kecuali jika negara tempat Ikhwanul
Muslimin berada, terancam penjajahan dari bangsa lain. Kekerasan disini
sebenarnya lebih tepat disebut sebagai perlawanan, bukan radikalisme atau
kekerasan sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok teroris. Sebagai contoh
adalah Hamas yang merupakan perpanjangan tangan Ikhwanul Muslimin di
Palestina. Syekh Ahmad Yassin pendiri Hamas adalah tokoh Ikhwanul
Muslimin.
2. Mengutuk Terorisme
Al-Ikwan Al-Muslimun
mengutuk segala bentuk kriminalitas yang disebut dengan terorisme di seluruh
belahan bumi di dunia Arab dan Islam, sebagaimana di belahan negara lainnya di
dunia, seperti yang telah terjadi di New York dan Washington DC pada Serangan
11 September 2001. Begitu juga Al-Ikhwan sangan mengecam peristiwa anarkisme
yang terjadi di Riyadh, Bali, Madrid dan lainnya Dengan
sangat jelas Al-Ikhwan mengumumkan bahwa tindakan-tindakan kriminalitas seperti
itu sama sekali tidak didukung oleh Syariat, Agama, dan Undang-undang manapun.
3. Al-Ikhwan Bukan Wahabi
Di berbagai media,
Ikhwanul Muslimin juga sering dikait-kaitkan dengan gerakan Wahabi. Pada
faktanya, antara Al-Ikhwan dengan Wahabi berbeda jauh. Pengkait-kaitan
Al-Ikhwan dengan Wahabi pada dasarnya disebabkan adanya kesamaan nama. Di dalam
sejarah Wahabi di Arab Saudi, mereka memang pernah memiliki pasukan tempur
yang bernama Al-Ikhwan, nama yang sama persis dengan Al-Ikhwan yang di Mesir.
Seorang penulis bernama Robert Lacey dalam catatan kaki bukunya yang berjudul
"Kerajaan Pertrodolar Saudi Arabia" di halaman 180 sudah
mewanti-wanti bahwa kelompok Al-Ikhwan dari Nejd ini tidak ada
kaitannya dan tak boleh dicampuradukkan dengan Al-Ikhwan Al-Muslimun yang
dibentuk di Mesir pada tahun 1930-an dan masih aktif sampai saat ini. Secara
pemikiran pun antara Ikhwanul Muslimin dengan Wahabi saling bertolak belakang.
Ikhwanul Muslimin masuk ke dalam wilayah politik dalam perjuangannya (bahkan
membentuk partai politik), sedangkan Wahabi sebaliknya, yaitu antipati terhadap
partai politik.
Premis 1 :
Beberapa landasan yang dimiliki Ikhwanul Muslimin yakni : Allah tujuan kami (Allahu ghayatuna), Rasulullah teladan kami (Ar-Rasul qudwatuna), Al-Qur'an landasan hukum kami (Al-Quran dusturuna), Jihad jalan kami (Al-Jihad sabiluna), Mati syahid di jalan Allah cita-cita kami yang tertinggi (Syahid fiisabilillah
asma amanina).
Premis 2 :
Pemikiran dan pergerakan Ikhwanul Muslimin mencakup delapan aspek yang
mencerminkan luasnya cakupan Islam sebagai ideologi yang mereka anut,
yaitu Dakwah salafiyah (dakwah salaf), Thariqah sunniyah (jalan sunnah), Hakikat shufiyah (hakikat sufi), Hai'ah siyasiyah (lembaga politik), Jama'ah riyadhiyah (kelompok olahraga), Rabithah 'ilmiyah tsaqafiah (ikatan ilmiah berwawasan), Syirkah iqtishadiyah (perserikatan ekonomi), dan Fikrah ijtima'iyah (pemikiran sosial).
Premis 3 :
Ikhwanul Muslimin berbeda jauh dengan Al-Qaeda. Ideologi, sarana, dan aksi
yang dilakukan oleh Al-Qaeda secara tegas ditolak oleh pimpinan Ikhwanul
Muslimin.
Premis 4 :
Secara pemikiran pun antara Ikhwanul Muslimin dengan Wahabi saling bertolak
belakang. Ikhwanul Muslimin masuk ke dalam wilayah politik dalam perjuangannya
(bahkan membentuk partai politik), sedangkan Wahabi sebaliknya, yaitu antipati
terhadap partai politik.
Premis 5 :
Al-Ikwan Al-Muslimun mengutuk segala bentuk kriminalitas yang disebut
dengan terorisme di seluruh belahan bumi di dunia Arab dan Islam.
Konklusi : Landasan yang dimiliki Ikhwanul Muslimin yakni : Allah tujuan kami (Allahu ghayatuna), Rasulullah teladan kami (Ar-Rasul qudwatuna), Al-Qur'an landasan hukum kami (Al-Quran dusturuna), Jihad jalan kami (Al-Jihad sabiluna), Mati syahid di jalan Allah cita-cita kami yang tertinggi (Syahid fiisabilillah
asma amanina). Pemikiran dan pergerakan Ikhwanul Muslimin mencakup delapan
aspek yang mencerminkan luasnya cakupan Islam sebagai ideologi yang mereka
anut, yaitu Dakwah salafiyah (dakwah salaf), Thariqah sunniyah (jalan sunnah), Hakikat shufiyah (hakikat sufi), Hai'ah siyasiyah (lembaga politik), Jama'ah riyadhiyah (kelompok olahraga), Rabithah 'ilmiyah tsaqafiah (ikatan ilmiah berwawasan), Syirkah iqtishadiyah (perserikatan ekonomi), dan Fikrah ijtima'iyah (pemikiran sosial). Ikhwanul Muslimin berbeda dengan Al-Qaeda dan Secara pemikiran pun
antara Ikhwanul Muslimin dengan Wahabi saling bertolak belakang. Ikhwanul
Muslimin masuk ke dalam wilayah politik dalam perjuangannya (bahkan membentuk
partai politik), sedangkan Wahabi sebaliknya, yaitu antipati terhadap partai
politik. Ikhwanul Muslimin juga mengutuk segala bentuk kriminalitas yang
disebut dengan terorisme diseluruh belahan bumi didunia Arab dan Islam.