ISLAM NUSANTARA
A. KAJIAN FORMAL
Ilmu
Kalam
B. KAJIAN MATERIAL
Pengertian Islam Nusantara
Banyak kalangan yang
menolak labelisasi Nusantara pada Islam. Karena bagi mereka Islam berlaku
universal, yang berarti rahmat bagi seluruh alam tidak deisempitkan dalam arti
nusantara saja. Lebih jauh, menambahkan kata Nusantara telah menghilangkan
identitas rahmatan lil ‘alamin dari Islam sebagai agama yang sempurna. Pengertian
islam nusantara sendiri dapat diambil dari kata Islam berarti “penyerahan,
kepatuhan, ke-tundukan, dan perdamaian”. Nabi Muhammad Saw mengungkapkan bahwa
agama ini memiliki lima ajaran pokok, yaitu “Islam adalah bersaksi sesungguhnya
tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, men dirikan shalat,
menunaikan zakat, melaksana kan puasa dan menunaikan haji—bagi yang mampu”.
Selain itu Islam memiliki dua pedoman yang selalu dirujuk, Alquran dan Hadits.
Keduanya memuat ajaran yang membimbing umat manusia beserta alam raya ke arah
yang lebih baik dan teratur.[1]
Sedangkan Nusantara
adalah istilah yang menggambarkan wilayah kepulauan dari Sumatera hingga Papua.
Kata ini berasal dari manuskrip berbahasa Jawa sekitar abad ke-12 sampai ke16
sebagai konsep Negara Majapahit. Sementara dalam literatur berbahasa Inggris
abad ke-19, Nusantara merujuk pada kepulauan Melayu. Ki Hajar Dewantoro,
memakai istilah ini pada abad 20-an sebagai salah satu rekomendasi untuk nama
suatu wilayah Hindia Belanda. Karena kepulauan tersebut mayoritas berada di
wilayah negara Indonesia, maka Nusantara biasanya disinonimkan dengan
Indonesia. Istilah ini, di Indonesia secara konstitusional juga dikukuhkan
dengan Keputusan Presiden (Kepres) MPR No.IV/MPR/1973, tentang Garis Besar
Haluan Negara Bab II Sub E. Kata Nusantara ditambah dengan kata wawasan.[2]
Melalui pengertian
Islam dan Nusantara di atas, maka Islam Nusantara merupakan ajaran agama yang
terdapat dalam Alquran dan Hadits yang dipraktekkan oleh Nabi Muhammad yang
diikuti oleh penduduk asli Nusantara (Indonesia), atau orang yang berdomisili
di dalamnya. Sementara itu, menurut guru besar filologi Islam UIN Jakarta Oman
Fathurrahman, Islam Nusantara yang di maksud bukan Islam yang normatif tapi
Islam empirik yang terindegenisasi. “Oleh kerena itu kita mencoba merumuskan
sebuah kalimat, Islam Nusantara itu adalah Islam Nusantara yang empirik dan
distingtif sebagai hasil interaksi, kontekstualisasi, indigenisasi, pener jemahan, vernakularisasi Islam universal
dengan realitas sosial, budaya, dan sastra di Indonesia.”[3]
Sedangkan menurut
Akhmad Sahal, dalam memahami Islam Nusantara, harus meyakini ada dimensi
keagamaan dan budaya yang saling berjalin-kelindan satu sama lain. Dimensi ini
adalah suatu cara Islam ber kompromi dengan batas wilayah teritorial yang
memiliki akar budaya tertentu. Hal ini meng akibatkan Islam sepenuh-penuhnya
tidak lagi menampilkan diri secara kaku dan tertutup, namun menghargai
keberlainan. Islam dengan begitu sangat mengakomodir nilai-nilai yang sudah
terkandung dalam suatu wilayah tertentu.[4]
Dalam buku Islam
Nusantara Ijtihad Jenius dan Ijma’ Ulama Indonesia, karya Ahmad Baso dapat
dijadikan rujukan untuk memahami Islam Nusantara secara gamblang. Pada buku
tersebut, Ahmad Baso menulis bahwa Islam Nusantara diibaratkan sebagai
pertemuan dua bibit pohon unggulan yang berbeda jenis, namun ketika disatukan
dalam proses persilangan akan menghasilkan sebuah bibit baru yang lebih unggul.
Persilangan Islam dan Nusantara diperlukan untuk memeroleh genius baru dengan
karakter atau sifat-sifat unggulan yang diinginkan. Bibit ini akan tumbuh sehat
dan mampu bertahan dalam situasi dan cengkeraman lingkungan manapun, toleran
dan adaptif terhadap lingkungannya sehingga bisa tumbuh dan besar dengan sehat,
tidak cepat aus, rusak atau gagal tumbuh. Dengan persilangan dua spesies
berbeda itu maka diharapkan muncul spesies baru yang populis, kualitas
peradaban yang tinggi serta tahan banting terhadap berbagai kondisi dan
tantangan. Dan spesies baru itulah yang disebut Islam Nusantara.[5]
C.
PREMIS
1.
Islam adalah ajaran agama yang terdapat dalam Alquran
dan Hadits.
2.
Nusantara adalah istilah yang menggambarkan wilayah
kepulauan dari Sumatera hingga Papua.
D.
KONKLUSI
Islam Nusantara merupakan ajaran
agama yang terdapat dalam Alquran dan Hadits yang dipraktekkan oleh Nabi
Muhammad yang diikuti oleh penduduk asli Nusantara (Indonesia).
Fathiyah Khasanah Ar Rahmah (B01217016)
[1] Khabibi
Muhammad Lutfi; Islam Nusantara; Relasi Islam dan Budaya Lokal, Jurnal Shahih
Vol 1, Juni 2016. h. 34
[2] ibid
[3] Pernyataan
ini disampaikan pada forum bertema “Islam Nusantara sebagai Islam Mutamaddin
Menjadi Tipe Ideal Dunia Islam” Pra Muktamar NU ke-33 di Makassar Sulawesi
Selatan, tahun 2015
[4] Akhmad
Sahal (eds.), Islam Nusantara Dari Ushul Fiqh hingga Paham Kebangsaan, Cet. I
(Bandung: Mizan Pustaka, 2015), h. 33.
[5] Ahmad
Baso, Islam Nusantara Ijtihad Jenius dan Ijma’ Ulama Indonesia, Jilid I,Cet. I
(Jakarta: Pustaka Afid, 2015), h. 17-18.