Friday, June 28, 2019

[Fathiyah Khasanah ] ISLAM NUSANTARA


ISLAM NUSANTARA
A.   KAJIAN FORMAL
Ilmu Kalam
B.    KAJIAN MATERIAL
Pengertian Islam Nusantara
Banyak kalangan yang menolak labelisasi Nusantara pada Islam. Karena bagi mereka Islam berlaku universal, yang berarti rahmat bagi seluruh alam tidak deisempitkan dalam arti nusantara saja. Lebih jauh, menambahkan kata Nusantara telah menghilangkan identitas rahmatan lil ‘alamin dari Islam sebagai agama yang sempurna. Pengertian islam nusantara sendiri dapat diambil dari kata Islam berarti “penyerahan, kepatuhan, ke-tundukan, dan perdamaian”. Nabi Muhammad Saw mengungkapkan bahwa agama ini memiliki lima ajaran pokok, yaitu “Islam adalah bersaksi sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, men dirikan shalat, menunaikan zakat, melaksana kan puasa dan menunaikan haji—bagi yang mampu”. Selain itu Islam memiliki dua pedoman yang selalu dirujuk, Alquran dan Hadits. Keduanya memuat ajaran yang membimbing umat manusia beserta alam raya ke arah yang lebih baik dan teratur.[1]
Sedangkan Nusantara adalah istilah yang menggambarkan wilayah kepulauan dari Sumatera hingga Papua. Kata ini berasal dari manuskrip berbahasa Jawa sekitar abad ke-12 sampai ke16 sebagai konsep Negara Majapahit. Sementara dalam literatur berbahasa Inggris abad ke-19, Nusantara merujuk pada kepulauan Melayu. Ki Hajar Dewantoro, memakai istilah ini pada abad 20-an sebagai salah satu rekomendasi untuk nama suatu wilayah Hindia Belanda. Karena kepulauan tersebut mayoritas berada di wilayah negara Indonesia, maka Nusantara biasanya disinonimkan dengan Indonesia. Istilah ini, di Indonesia secara konstitusional juga dikukuhkan dengan Keputusan Presiden (Kepres) MPR No.IV/MPR/1973, tentang Garis Besar Haluan Negara Bab II Sub E. Kata Nusantara ditambah dengan kata wawasan.[2]
Melalui pengertian Islam dan Nusantara di atas, maka Islam Nusantara merupakan ajaran agama yang terdapat dalam Alquran dan Hadits yang dipraktekkan oleh Nabi Muhammad yang diikuti oleh penduduk asli Nusantara (Indonesia), atau orang yang berdomisili di dalamnya. Sementara itu, menurut guru besar filologi Islam UIN Jakarta Oman Fathurrahman, Islam Nusantara yang di maksud bukan Islam yang normatif tapi Islam empirik yang terindegenisasi. “Oleh kerena itu kita mencoba merumuskan sebuah kalimat, Islam Nusantara itu adalah Islam Nusantara yang empirik dan distingtif sebagai hasil interaksi, kontekstualisasi, indigenisasi, pener  jemahan, vernakularisasi Islam universal dengan realitas sosial, budaya, dan sastra di Indonesia.”[3]
Sedangkan menurut Akhmad Sahal, dalam memahami Islam Nusantara, harus meyakini ada dimensi keagamaan dan budaya yang saling berjalin-kelindan satu sama lain. Dimensi ini adalah suatu cara Islam ber kompromi dengan batas wilayah teritorial yang memiliki akar budaya tertentu. Hal ini meng akibatkan Islam sepenuh-penuhnya tidak lagi menampilkan diri secara kaku dan tertutup, namun menghargai keberlainan. Islam dengan begitu sangat mengakomodir nilai-nilai yang sudah terkandung dalam suatu wilayah tertentu.[4]
Dalam buku Islam Nusantara Ijtihad Jenius dan Ijma’ Ulama Indonesia, karya Ahmad Baso dapat dijadikan rujukan untuk memahami Islam Nusantara secara gamblang. Pada buku tersebut, Ahmad Baso menulis bahwa Islam Nusantara diibaratkan sebagai pertemuan dua bibit pohon unggulan yang berbeda jenis, namun ketika disatukan dalam proses persilangan akan menghasilkan sebuah bibit baru yang lebih unggul. Persilangan Islam dan Nusantara diperlukan untuk memeroleh genius baru dengan karakter atau sifat-sifat unggulan yang diinginkan. Bibit ini akan tumbuh sehat dan mampu bertahan dalam situasi dan cengkeraman lingkungan manapun, toleran dan adaptif terhadap lingkungannya sehingga bisa tumbuh dan besar dengan sehat, tidak cepat aus, rusak atau gagal tumbuh. Dengan persilangan dua spesies berbeda itu maka diharapkan muncul spesies baru yang populis, kualitas peradaban yang tinggi serta tahan banting terhadap berbagai kondisi dan tantangan. Dan spesies baru itulah yang disebut Islam Nusantara.[5]
C.    PREMIS
1.     Islam adalah ajaran agama yang terdapat dalam Alquran dan Hadits.
2.     Nusantara adalah istilah yang menggambarkan wilayah kepulauan dari Sumatera hingga Papua.
D.   KONKLUSI
Islam Nusantara merupakan ajaran agama yang terdapat dalam Alquran dan Hadits yang dipraktekkan oleh Nabi Muhammad yang diikuti oleh penduduk asli Nusantara (Indonesia).

Fathiyah Khasanah Ar Rahmah (B01217016)



[1] Khabibi Muhammad Lutfi; Islam Nusantara; Relasi Islam dan Budaya Lokal, Jurnal Shahih Vol 1, Juni 2016. h. 34
[2] ibid
[3] Pernyataan ini disampaikan pada forum bertema “Islam Nusantara sebagai Islam Mutamaddin Menjadi Tipe Ideal Dunia Islam” Pra Muktamar NU ke-33 di Makassar Sulawesi Selatan, tahun 2015
[4] Akhmad Sahal (eds.), Islam Nusantara Dari Ushul Fiqh hingga Paham Kebangsaan, Cet. I (Bandung: Mizan Pustaka, 2015), h. 33.
[5] Ahmad Baso, Islam Nusantara Ijtihad Jenius dan Ijma’ Ulama Indonesia, Jilid I,Cet. I (Jakarta: Pustaka Afid, 2015), h. 17-18.