Eza
Alroisi Arhan Saputra/B01217015
Ikhwanul Muslimin
Objek Kajian Material : Ilmu
Kalam
Objek Kajian
Formal : Ilmu Kalam dalam Landasan serta Pemikiran Ikhwanul Muslimun
A. Ikhwanul Muslimin
memiliki landasan berupa:
5. Mati syahid di jalan Allah
cita-cita kami yang tertinggi (Syahid fiisabilillah asma amanina)
Walaupun begitu, Ikhwanul
Muslimin tetap mengikuti perkembangan teknologi dan tidak meninggalkannya.
Sebagai organisasi Islam moderat, Ikhwanul Muslimin diterima oleh segala
lapisan dan pergerakan. Ikhwanul Muslimin menekankan adaptasi Islam terhadap
era globalisasi. Pemikiran dan pergerakan Ikhwanul Muslimin mencakup delapan
aspek yang mencerminkan luasnya cakupan Islam sebagai ideologi yang mereka
anut, yaitu Dakwah salafiyah (dakwah salaf), Thariqah sunniyah (jalan sunnah), Hakikat shufiyah (hakikat sufi), Hai'ah siyasiyah (lembaga politik), Jama'ah riyadhiyah
(kelompok olahraga), Rabithah 'ilmiyah
tsaqafiah (ikatan ilmiah berwawasan), Syirkah
iqtishadiyah (perserikatan ekonomi), dan Fikrah ijtima'iyah
(pemikiran sosial). Ikhwanul Muslimin merupakan
sebuah organisasi Islam berlandaskan ajaran Islam. Bisa dilihat dari pemikiran
utama Ikhwanul Muslimin berikut. Ia merupakan salah satu jamaah dari beberapa
jamaah yang ada pada umat Islam, yang memandang bahwa Islam adalah agama
yang universal dan menyeluruh, bukan hanya sekadar agama yang mengurusi ibadah
ritual (Shalat, Puasa, Zakat, Haji, dll) saja. Tujuan Ikhwanul Muslimin adalah
mewujudkan terbentuknya sosok individu muslim, rumah tangga Islami, bangsa yang
Islami, pemerintahan yang Islami, negara yang dipimpin oleh negara-negara
Islam, menyatukan perpecahan kaum muslimin dan negara mereka yang terampas,
kemudian membawa bendera jihad dan da’wah kepada Allah sehingga dunia
mendapatkan ketentraman dengan ajaran-ajaran Islam. Pengaruh ajaran shufi hanya
terbatas pada zikir/wirid yg dibaca konsisten setiap pagi dan petang
(Al-Ma'tsurat) berdasrkan hadits-hadits yang shohih. Ikhwanul Muslimin menolak
segala bentuk penjajahan dan monarki yang pro-Barat.
Dalam
perpolitikan di berbagai negara, Ikhwanul Muslimin ikut serta dalam
proses demokrasi sebagai sarana perjuangannya (bukan tujuan),
sebagaimana kelompok-kelompok lain yang mengakui demokrasi. Contoh utamanya
adalah Ikhwanul Muslimin di Mesir yang mengikuti proses pemilu di
negara tersebut.
Di berbagai media, dan
khususnya media negara Barat, Ikhwanul Muslimin dikaitkan dengan al-Qaeda.
Faktanya, Ikhwanul Muslimin jauh berbeda dengan al-Qaeda. Ideologi, sarana, dan
aksi yang dilakukan al-Qaeda secara tegas ditolak oleh pimpinan Ikhwanul
Muslimin. Ia lebih mendukung ide perubahan dan reformasi melalui jalan damai
dan dialog yang bersandar pada al-Hujjah (alasan), al-Mantiq (logika),
al-Bayyinah (jelas), dan al-Dalil (dalil).
Kekerasan atau radikalisme
bukan jalan perjuangan Ikhawanul Muslimin, kecuali jika negara tempat dimana ia
berada itu terancam penjajahan dari bangsa lain. Dan ini kekerasan disini lebih
tepat disebut sebagai perlawanan, buka radikalisme atau kekerasan sebagaimana
yang dilakukan oleh kelompok teroris.
Premis
1 :
Beberapa landasan yang
dimiliki Ikhwanul Muslimin yakni : Allah tujuan kami (Allahu
ghayatuna), Rasulullah teladan kami (Ar-Rasul
qudwatuna), Al-Qur'an landasan hukum kami (Al-Quran
dusturuna), Jihad jalan kami (Al-Jihad
sabiluna), Mati syahid di jalan Allah cita-cita kami
yang tertinggi (Syahid fiisabilillah asma amanina).
Premis 2 :
Ikhwanul Muslimin jauh berbeda dengan al-Qaeda
Konklusi:
Ikhwanul Muslimin sebuah organisasi Islam yang berlandaskan ajaran
Islam akan tetapi jauh berbeda dengan al-Qaeda yang selama ini sering
dikait-kaitkan oleh media
Daftar Pustaka