Tuesday, June 25, 2019

(Eza Alroisi Arhan Saputra) IKHWANUL MUSLIMIN


Eza Alroisi Arhan Saputra/B01217015

Ikhwanul Muslimin

Objek Kajian Material : Ilmu Kalam
Objek Kajian Formal   : Ilmu Kalam dalam Landasan serta Pemikiran Ikhwanul Muslimun

A.    Ikhwanul Muslimin memiliki landasan berupa:
1.     Allah tujuan kami (Allahu ghayatuna)
2.     Rasulullah teladan kami (Ar-Rasul qudwatuna)
3.     Al-Qur'an landasan hukum kami (Al-Quran dusturuna)
4.     Jihad jalan kami (Al-Jihad sabiluna)
5.     Mati syahid di jalan Allah cita-cita kami yang tertinggi (Syahid fiisabilillah asma amanina)
Walaupun begitu, Ikhwanul Muslimin tetap mengikuti perkembangan teknologi dan tidak meninggalkannya. Sebagai organisasi Islam moderat, Ikhwanul Muslimin diterima oleh segala lapisan dan pergerakan. Ikhwanul Muslimin menekankan adaptasi Islam terhadap era globalisasi. Pemikiran dan pergerakan Ikhwanul Muslimin mencakup delapan aspek yang mencerminkan luasnya cakupan Islam sebagai ideologi yang mereka anut, yaitu Dakwah salafiyah (dakwah salaf), Thariqah sunniyah (jalan sunnah), Hakikat shufiyah (hakikat sufi), Hai'ah siyasiyah (lembaga politik), Jama'ah riyadhiyah (kelompok olahraga), Rabithah 'ilmiyah tsaqafiah (ikatan ilmiah berwawasan), Syirkah iqtishadiyah (perserikatan ekonomi), dan Fikrah ijtima'iyah (pemikiran sosial). Ikhwanul Muslimin merupakan sebuah organisasi Islam berlandaskan ajaran Islam. Bisa dilihat dari pemikiran utama Ikhwanul Muslimin berikut. Ia merupakan salah satu jamaah dari beberapa jamaah yang ada pada umat Islam, yang memandang bahwa Islam adalah agama yang universal dan menyeluruh, bukan hanya sekadar agama yang mengurusi ibadah ritual (Shalat, Puasa, Zakat, Haji, dll) saja. Tujuan Ikhwanul Muslimin adalah mewujudkan terbentuknya sosok individu muslim, rumah tangga Islami, bangsa yang Islami, pemerintahan yang Islami, negara yang dipimpin oleh negara-negara Islam, menyatukan perpecahan kaum muslimin dan negara mereka yang terampas, kemudian membawa bendera jihad dan da’wah kepada Allah sehingga dunia mendapatkan ketentraman dengan ajaran-ajaran Islam. Pengaruh ajaran shufi hanya terbatas pada zikir/wirid yg dibaca konsisten setiap pagi dan petang (Al-Ma'tsurat) berdasrkan hadits-hadits yang shohih. Ikhwanul Muslimin menolak segala bentuk penjajahan dan monarki yang pro-Barat.
Dalam perpolitikan di berbagai negara, Ikhwanul Muslimin ikut serta dalam proses demokrasi sebagai sarana perjuangannya (bukan tujuan), sebagaimana kelompok-kelompok lain yang mengakui demokrasi. Contoh utamanya adalah Ikhwanul Muslimin di Mesir yang mengikuti proses pemilu di negara tersebut.
Di berbagai media, dan khususnya media negara Barat, Ikhwanul Muslimin dikaitkan dengan al-Qaeda. Faktanya, Ikhwanul Muslimin jauh berbeda dengan al-Qaeda. Ideologi, sarana, dan aksi yang dilakukan al-Qaeda secara tegas ditolak oleh pimpinan Ikhwanul Muslimin. Ia lebih mendukung ide perubahan dan reformasi melalui jalan damai dan dialog yang bersandar pada al-Hujjah (alasan), al-Mantiq (logika), al-Bayyinah (jelas), dan al-Dalil (dalil).
Kekerasan atau radikalisme bukan jalan perjuangan Ikhawanul Muslimin, kecuali jika negara tempat dimana ia berada itu terancam penjajahan dari bangsa lain. Dan ini kekerasan disini lebih tepat disebut sebagai perlawanan, buka radikalisme atau kekerasan sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok teroris.





Premis 1 :
Beberapa landasan yang dimiliki Ikhwanul Muslimin yakni : Allah tujuan kami (Allahu ghayatuna), Rasulullah teladan kami (Ar-Rasul qudwatuna), Al-Qur'an landasan hukum kami (Al-Quran dusturuna), Jihad jalan kami (Al-Jihad sabiluna), Mati syahid di jalan Allah cita-cita kami yang tertinggi (Syahid fiisabilillah asma amanina).

Premis 2            :
Ikhwanul Muslimin jauh berbeda dengan al-Qaeda

Konklusi:
Ikhwanul Muslimin sebuah organisasi Islam yang berlandaskan ajaran Islam akan tetapi jauh berbeda dengan al-Qaeda yang selama ini sering dikait-kaitkan oleh media



Daftar Pustaka
Wikipedia, (t.t) https://id.wikipedia.org/wiki/Ikhwanul_Muslimin, Ikhwanul Muslimin