Tuesday, April 9, 2019

Milawati-syiah dan politik

Syiah dan Politik
Sejarah Syiah
Menurut bahasa, Syiah berasal dari bahasa arab syaa yasyiu syian syiatan yang berarti pendukung atau pembela. Al=Fairuz Abadi menjelaskan bahwa syiah seseorang merupakan pengikut dan pendukungnya. Kelompok [endukung ini bisa terdiri ari dua orang atau lebih, laki-laki maupun perempuan. Syiah adalah Mazhab politik yang pertama lahir dalam islam. Seperti telang disinggung mazhab mereka tampil pada akhir masa pemerintahan Utsman, kemudian tumbuh dan berkembang pada masa Ali satiap kali Ali berhubungan dengan masyakat, mereka semakin mengagumi bakat-bakat kekuasaan beragama dan ilmunya. Karena itu mereka para propagandis Syiah mengeksplorasi kwkaguman mereka terhadap Ali untuk mrnyebarkan pemikiran-pemikiran mereka tentang diriya.

Doktrin-Doktrin Syiah 
Konsep kepemimpinan politik bagi Syiah yaitu Ali bin Abi Thalib dan sebelas keturunannya adalah orang yang paling berhak menggantikan kedudukan Nabi. Maka dari itu, pemimin Syiah berwilayah mendirikan imamah diwilayah sunni, sebagai kelompok yang minoritas dengan cara berpura-pura dengan tujuan unutk mebenpati suatu posisi kepemimpnan di daerah Sampang.
Syiah merupakan salah satu kelompok yang muncul dalam sejarah islam dengan justifikasi sebagai pendukung Ali bin Abi Thalib. Menurut kelompok ini yang paling berhak menjadi pemimpin bagi umat islam pasca Rasulullah adalah Ali bin Abi Thalib. Selanjutnya, kelompok ini menilai baha sudah terjadi persengkongkolan anatar Abu Bakar As-Shidiq dan Umar bin Khattab serta Utsman bin Affan untuk merebut kekuasaan. Ali bin Abi Thalib baru menjadi khalifah setelah Utsman bin Affan wafat. Namun ternyata kepemimpinan beliaupun masih dipersoalkan oleh Aisyah, istri Rasulullah dam Muawiyyah bin Abi Sufyan bahkan menyebabkan terjadinya perang siffin.
Syiah merupakan aktor politik penting terutama dalam menggambarkan permusuhan terhadap Sunni. Seperti syiah di Iran yang gencar melakukan berbagai pemberontakan dan kekerasan pada rakyat turki pada masa turki Ottoman. Karena kerasnya sikah Syiah terhadap Ahlusunnah Turki.  Belum lagi dalam pemikiran politik, Syiah terkenal sangat rasional dalam menggunakan konsep Marxisme berkaitan dengan teori dependensi. Bagi mereka semua bentuk dominasi barat yang berlangsung di dunia silam selama ini harus segera diakhiri dengan menampilkan diri sebagai sosok yang mampu menengahi sikap ekstrim dan moderat dalam beragama.
Syiah menemukan momentum dalam sejarah politik Iran yaitu pada saat meletusnya revolusi islam Iran tahun 1979. Terjadi revolusi total pada smua lini kehidupan sosial dan politik bangsa Iran. Jhon L. Ekspesito menyebutkan kala peristiwa revolusi islam 1979, Syiah berhasil maju kedepan sebagai alat yang teramat hidup bagi gerakan massa yang cukup efektf dengan meneguhkan identitas dan sistem nilai yang buka barat akhirnya islam Syiah menjadi sebuah ideologi dengan ulama sebagai avant gardenya. Alhasi islma Syiah akhirnya menjadi sebuah ideologi revolusioner yang mematik hadirnya sebuah kekuatan massa yang cukup massif dan berhasil menggulingkan kekuasaan Syiah Reza Pahlevi.
Iqbal menulis, secara sosio-politik berkembangnya doktrin Syiah dipengaruhi oleh beberapa faktor; pertama imam-iam Syiah selain Ali bin Abi Thalib, tidak pernah memegang kekuasaan politik. Mereka lebi memperlihatkan sosoknya yang memiliki integritas dan kesalehan tang tinggi, mereka tidak memilki pengalaman praktis dalam memerintah dan menangani permasalahan politil riil. Kedua sebagai pengikut Syiah beraal dari persia ikut membentuk paradigma dalam corak pemikiran Syiah yang diketahui mereka dahulu kalanya yaitu mengagungkan raja dan menganggapnya sebagai mansia suci. Dan ketiga pengalaman pahit yang selalu dialami pengikut Syiah dalam percaturan politik ikut mempengaruhi berkebangnya doktrin  al Mahdi al Muntatazhar yang akan melepaskan mereka dari penderitaan.
Tujuan politik Syiah yang utama adalah memilki pemimpin sejati yang diakui dan dipatuhi. Dikalangan kelompok Syiah hampir tidak dikenal bentuk pemisahan antara negara dan agama. Karena setiap bentuk ritual politik disitupun akan ada ritual kegamaan. Seperti pada saat pemiliha pemimpin adalah dari keturuna Nabi Muhammad. Mungkin disini dilihat bahwa Syiah tampaknya lebi politisi jika dibandingkan dengan sunni.
Pendapat : Syiah sudah dilakanakan  oleh ulama terdahulu. Dan kembali muncul pada revolusi Iran yang berkaitan langsung dengan politik. Syiah lahir karena faktor politik dalam arti kekuasaan yaitu menyangkut masalah siapa yang berhak mengggantikan Nabi Muhammad sebagai pemimpin umat islam dan golongan Syiah beranggapan bahwa hanya Ali bin Abi Thalib  lah yang berhak menggantikan Rasulullah sebagai pemimpin umat islam

Daftar Pustaka
Abd. Kadir, Syiah dan Politik: Studi Republik Islam Iran (Vol. 5 Nomor 1 tahun 2015) download.portalgaruda.org diakses tanggal 25 februari 2019 pukul 21.56
Digilib.uinsby.ac.id
Gonda Yumitro, Pengaruh Pemikiran dan Gerakan Politik Syiah Iran di Indonesia, (Vo;.2  No. 2, juli 2017, Universitas Mhammadiyah Malang). Https://www.researchgate.net  diakses tanggal 25 Februari 2019 pukul 21.22
Http://digilib.uinsby.ac.id/561/
https://kompasania.com
Nihayatulifadhloh.blogspot.com