Tuesday, April 23, 2019

Irene Wulansari - Ikhwanul Muslimin


Nama: Irene Wulansari
NIM: B01217023

Objek kajian:
Kajian formal  : teologi Ikhwanul Muslimin
Kajian material            : ilmu kalam
Ikhwanul Muslimin
Gerakan Jamaah Ikhwan dimulai pada Dzulhijjah tahun 1346 H atau 1928 M. Di Ismailia, lalu berpindah ke Kairo pada tahun 1932. Gerakan ini didirikan oleh Hasan Al-Banna (1905-1949). Hasan al-Banna, putra seorang tukang jam yang juga ulama. Ketika usia aliyah keinginannya untuk berjuang di medan dakwah semakin menggelora sehingga mengantarkan untuk bergabung ke kelompok tarekat Al-Hashafiyah. Ia pun memisahkan dari Hashafiyah-tanpa memutuskan hubungan baik yang terjalin-untuk mebuat kelompok dakwah sendiri, yang berorientasi perbaikan sosial tanpa meninggalkan tradisi wiridnya. Dari sinilah dakwah ikhwan memulai langkahnya, hingga akhirnya menjadi organisasi dakwah yang disegani, yang pengaruhnya bukan saja Mesir, namun menyebar ke seluruh dunia.
Pamela maher wijaya, Pemikiranv politik Ikhwanul Muslimin, 16 April 2019,  https://agendapamel.wordpress.com/politik-islam/pemikiran-politik-ikhwanul-muslimin/

Untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukan perbaikan terhadap beberapa hal:
  1. Perbaikan terhadap diri sendiri dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Allah swt, menambah wawasan untuk urusan dunia dan akhirat.
  2. Membentuk keluarga yang islami yakni dengan mendidik istri dan anak-anak, membiasakan dan membimbing setiap anggota keluarga agar menegakkan prinsip-prinsip Islam.
  3. Melakukan bimbingan terhadap masyarakat dengan menyebarkan dakwah, mengajarkan kebaikan, memberikan pemahaman terhadap Islam secara  berkelanjutan.
  4. Membebaskan tanah air (negara) dari kekuasaan penguasa asing dari segala bidang seperti politik, ekonomi dan moral.
  5. Memperbaiki keadaan pemerintah agar tidak menzhalimi rakyat dan menunaikan kewajiban-kewajibannya dan menerapkan hukum-hukum dan ajaran Islam.
  6. Berusaha menegakkan kembali kekhalifan yang menyatukan seluruh umat muslim di dunia dengan menegakkan syariah dengan jalan dakwah.

Miftah Pratiwi Nazafa (2017) Gerakan Islam Transnasional: Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir Indonesia, Salafi dan Jamaah Tabligh, 16 April 2019, https://www.academia.edu/33786096/Gerakan_Islam_Transnasional_Ikhwanul_Muslimin_Hizbut_Tahrir_Indonesia_Salafi_dan_Jamaah_Tabligh

Beberapa hal yang membuat Ikhwanul Muslimin secara signifikan meningkatkan jumlah cabang dan anggotanya:
Pertama, IM memberikan layanan kepada masyarakat, seperti layanan pendidikan bagi laki-laki dan perempuan, perawatan medis yang murah, bantuan keuangan dan keterampilan kerja dengan skema pelatihan, (Zahid, 2010:60-61).Penyediaan layanan membawa jutaan warga Mesir terhubung langsung dengan IM dan yang paling penting adalah IM menunjukkan kemampuannya menyampaikan sebuah janji perbaikan sosial hjdan ekonomi kepada penduduk Mesir.

Kedua, munculnya pemikiran radikal yang mendorong perlawanan frontal terhadap rezim yang dipandang telah menyengsarakan rakyat. Pemikiran ini dibawa seorang pemikir bernama Sayyid Qutb. Qutb awalnya adalah pegawai negeri di Kementerian Pendidikan yang dikirim untuk belajar ke AS selama dua setengah tahun. Masa tinggalnya di AS telah memunculkan pemikiran perlawanan terhadap Barat yang disebutnya ‘jahiliyah’. Pada tahun 1951, Qutb kembali dari AS, bergabung dengan IM, dan segera menjadi tokoh penting dalam struktur IM.

Ketiga, isu Palestina juga menjadi faktor penting dalam berkembangnya IM. Israel dideklarasikan tahun 1948 dengan berlandaskan Resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 1947 yang memberikan sebagian tanah Palestina untuk dijadikan negara khusus Yahudi. Menurut IM, Israel adalah entitas yang didukung oleh semua kekuatan anti-Islam. Di saat yang sama, pandangan ini juga didukung oleh para ulama mainstream, misalnya ulama Al Azhar, ‘Ali Jadd al Haqq, menyatakan bahwa kekuata grra Arab terus dipecah-belah.” (Wickhman, 2013:112).
Rijal Mahmud (2018) genealogi gerakan Ikhwanul muslimin dan Al Qaeda di Timur Tengah, 16 April 2019

Premis
  1. Gerakan Ikhwanul Muslimin didirikan oleh Hasan Al Banna pada tahun 1346 H atau 1928 M.
  2. Untuk mewujudkan masyarakat Islam yang unggul perbaikan terhadap diri sendiri dengan menambah wawasan untuk urusan dunia dan akhirat, membimbing setiap anggota keluarga agar menegakkan prinsip-prinsip Islam, memberikan pemahaman terhadap Islam secara  berkelanjutan, Memperbaiki keadaan pemerintah agar tidak menzhalimi rakyat, berusaha menegakkan kembali kekhalifan yang menyatukan seluruh umat muslim di dunia.
  3. Keberhasilan Ikhwanul Muslimin meningkatkan jumlah cabang dan anggota karena memberikan layanan kepada masyarakat, mendorong perlawanan frontal terhadap rezim yang dipandang telah menyengsarakan rakyat, ikut berpartisipasi dalam pembebasan Palestina.

Konklusi
Gerakan Ikhwanul Muslimin didirikan oleh Hasan Al Banna untuk mewujudkan masyarakat Islam yang unggul keberhasilannya dalam mempebanyak cabang dan anggota dikarenakan keberpihakannya terhadap rakyat.