Tuesday, April 23, 2019

[ Hijratu R Nadzifa ] HTI dan Al - Qaeda

Nama : Hijratu Rahmatin Nadzifa
NIM   : B01217021/A2
HTI dan Al – Qaedah
Objek Kajian :
            Kajian Material : Ilmu Kalam
            Kajian Formal   : Konsep Politik

Dibandingkan dengan beberapa gerakan Islam transnasional1 yang ada di Indonesia, HTI bisa dikatakan sebagai gerakan yang cepet tumbuh berkembang dan sangat jelas menunjukan watak transnasionalnya serta menunjukkan perkembangan signifikan secara kuantitas[1]. Gerakan yang didirikan oleh Taqiyuddin anNabhani ini termasuk dalam kelompok fundamentalisme Islam. Dalam sejarahnya gerakan ini pernah memiliki cabang lebih dari 40 negara dan berkembang cukup pesat di Negara-negara demokratis, seperti Indonesia. Perkembangan HTI yang pesat ditambah dengan aktifnya dalam gerakan politik akhir-akhir ini, maka pada masa rezim Presiden Jokowi nampaknya mendapatkan perhatian khusus dan dianggap berbahaya yang kemudian berakhir dengan pembubaran secara paksa dengan alasan membahayakan idiologi bangsa Indonesia yakni  Pancasila[2]. Tulisan ini mengkaji secara kualitatif perkembangan HTI di tingkat lokal, yaitu di Lampung. Permasalahan yang dibahas dalam artikel ini difokuskan pada jaringan kerja HTI terkait dengan model atau upaya rekrutmen yang dilakukan dalam rangka mempertahankan identitasnya, baik sebelum maupun sesudah pembubaran oleh rezim Presiden Jokowi[3]. Perkembangan HTI di Lampung tersebut didekati secara interdisipliner berdasarkan riset literatur, indepthinterview (wawancara mendalam) dan observasi langsung. Riset literatur dalam studi ini diarahkan kepada karya akademis tentang HTI dan publikasi HTI sendiri.
Menurut Lorne L. Dawson berpendapatbahwa modus atau mekanisme rekrutmen sekte-sekte agama di Barat adalah dengan memanfaatkan “jaringan sosial yang sudah ada dan ikatan interpersonal.”4 Tidak hanya itu, pola-pola yang digunakan adalah “kawan merekrut kawan, anggota keluarga merekrut anggota keluarga lainnya, dan tetangga merekrut tetangga.” John Lofland dan Rodney Stark ketika meneliti tentang pengikut Sun Myung Moon (the Moonies)menemukan bahwa konversi ke sekte Kristen ini sebagian besar ditentukan oleh ikatan afektif antara aktivis sekte dan calon anggota. Lofland dan Stark menunjukkan bahwa masuknya orang-orang ke sekte agama tidak semata-mata didorong oleh daya tarik ideologi, namun karena mereka melihat kawan dan keluarganya berada di kelompok tersebut. Meskipun beberapa calon anggota masih ragu dengan sebuah kelompok agama atau sekte, tetapi ikatan mereka dengan kawan barunya disana membuat mereka menerima ide-ide gerakan tersebut. Teori di atas bisa dijadikan pisau analisa untuk melihat bagaimana eksistensi gerakan HTI, dan motivasi-motivasi orang Indonesia masuk dalam gerakan organisasi HTI tersebut.
Semenjak tahun 1994, HTI kemudian memulai aktivitas dakwahnya ke publik meski belum berani memakai nama HT[4]. Dalam hal ini, HTI mulai menciptakan “organisasi-organisasi dan aktivitasaktivitas yang terselubung (undercover) seperti seminar, halaqah mingguan, dan penerbitan buku, majalah Pada bulan Mei tahun 2000, HTI mulai berani secara terbuka muncul ke ruang publik dengan menyelenggarakan konferensi internasional tentang khilafah di lapangan tennis indoor, Stadion Senayan Jakarta. Ini adalah aktivitas publik pertama HTI yang diadakan dengan memakai identitas HT. Lewat forum ini, HT dengan terbuka memperkenalkan ide-ide, program, dan para unsur pimpinan HTI. Konferensi ini dihadiri oleh sekitar 5000 simpatisan HT dan menarikdan pamflet”[5]. Meskipun begitu, semua aktivitas HTI pada periode Orba masih terbatas kepada taraf diseminasi ide dan rekrutmen, tanpa sampai bergerak lebih  jauh ke aksi mobilisasi di jalanan seperti yang biasa HTI lakukan. Perjuangan HTI nampaknya tidak sia-sia, hingga pada tahun 2006 HTI berhasil mendapatkan restu pengakuan dari negara Indonesia. Legalisasi ini memungkinkan HTI untuk bergerak lebih leluasa tidak hanya menjangku komunitas-komunitas Muslim dan kampus tetapi juga membangun pengaruh di lingkup birokrasi pemerintahan. Seruan khilafah yang diusung oleh HTI tidak hanya disuarakan di masjid dan kampus saja, tetapi juga sudah mulai merambah dan menjangkau ruang-ruang publik yang lebih luas, seperti lewat seminar-seminar yang diadakan di hotel-hotel dan kantor-kantor instansi pemerintahan. Dengan jangkauan pengaruh yang semakin luas itulah, maka HTI mulai percaya diri dan mulai mengupayakan tahapan terakhir menuju penegakan khilafah, yakni mencari dukungan (thalabun-nushrah) kepada tokoh-tokoh kuat (ahlul-quwwah) untuk bersama HTI dalam rangka mengambil alih kekuasaan. Belum ada tanda bahwa langkah ini membuah hasil yang berarti, HTI sudah terlebih dahulu dibubarkan oleh pemerintah. Identitas HTI yang paling menonjol di ruang publik adalah gerakan protesnya di jalanan, dalam bentuk pawai dan demonstrasi. Sejak awal tahun 2000, HTI bisa dikatakan sebagai gerakan Islam yang paling aktif menyuarakan aspirasi dan tuntutannya di jalanan. Dalam banyak kasus, aksi jalanan HTI diatur secara sistematis dan terorganisir baik pada level nasional maupun provinsi dalam merespon isu-isu nasional dan internasional. Karena itu aksi HTI selalu dikenal sebagai organisasi yang menyuarakan aksi demonstrasinya secara damai.

Al-Qaeda (berasal daripada bahasa Arab, ُ
 ةَ دِ اعَ قْ لَ )ا adalah nama yang digunakan untuk menyebut gerakan pejuang Muslim pimpinan Osama bin Laden yang mempunyai jaringan antarabangsa[6]. Al-Qaeda melanjutkan peranan. M a k t a b a l - Khidma>t (MAK, berpusat di Peshawar, Pakistan) pimpinan Abdullah Azzam, yang merekrut, menampung dan melatih para sukarelawan Muslim yang berasal dari seluruh dunia untuk berjuang melawan Soviet Union ketika perang Afghanistan berlangsung.2 Tetapi al-Qaeda lebih radikal dan lebih meluas jaringannya daripada MAK.3 Walaupun perang Afghanistan telah berakhir, namun Osama berniat melanjutkan jihad di negara lain, di mana sahaja umat Islam tertindas.4
Idea mendirikan gerakan al-Qaeda sebetulnya timbul dari gagasan Abdullah Azzam.5 Azzam pernah menulis dalam majalah Al - Jiha>d, No. 41, April 1988, menerangkan perlunya menubuhkan suatu pasukan yang akan memperjuangkan ideologi Islam sehingga tercapai berdirinya semula K h il a>f a h I s l a>m i y y a h di muka bumi ini. Pasukan tersebut haruslah berfungsi sebagai al - Q a ‘> i d a h a l - S{ulbah (asas, tapak atau pangkalan yang sangat solid/kuat) untuk mewujudkan masyarakat yang diimpikan.6 
 Al Qaeda yang merupakan kelompok teroris internasional ini dibentuk pada tahun 1988 oleh Osama bin Laden dengan gagasan awal dari Abdullah Azzam[7]. Osama bin Laden adalah keturunan dari keluarga kontraktor asal Yaman yang sukses di Arab Saudi. Osama bin Laden yang lahir pada Juli 1957 tumbuh di lingkungan keluarga yang taat beribadah. Ayahnya, Mohammad Awad bin Laden mendidik Osama bin Laden dan saudara-saudaranya secara disiplin dan mengajarkan agama secara kolot. Seperti keluarganya yang lain, Osama bin Laden mengenyam pendidikan dasar dan menengahnya di Lebanon. Lalu melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi, mengambil jurusan bisnis manajemen. Semasa kuliah, Osama bin Laden juga berguru kepada Muhammad. Al Qaeda adalah organisasi para mantan/eks pejuang Mujahidin yang didirikan oleh Usamah bin Muhammad bin Awwad bin Ladin atau yang juga sering dipanggil Osama Bin Laden pada tahun 1993 (Agus N. Cahyo : 185). Organisasi ini didirikan bertujuan untuk memperjuangkan dan mempersatukan kaum muslim dalam melawan AS dan sekutu-sekutunya atau menjatuhkan rezim yang dianggap non-Islam. Jihat adalah alasan organisasi ini dalam memperjuangkan kebangkitan Islam. Pada bulan Februari 1998, Al Qaeda mengeluarkan pernyataan dibawah spanduk dari front Dunia Islam bagi jihad terhadap orang-orang Yahudi, dan mengatakan adalah kewajiban semua Muslim untuk membunuh warga AS sipil, militer dan sekutunya dimanamana. Pada tahun 1998, beberapa pemimpin Al Qaeda mengeluarkan pernyataan panggilan untuk membunuh Muslim di AS termasuk warga sipil sebagai orang-orang yang dengan sekutu diantara mereka penolong dari setan (Ann M. Lesch, op.cit., hal.228). Melihat hal tersebut dari sudut pandang Islam apakah sesuai dengat syariat dan hukum-hukum serta ajarannya dan bagaimana pengaruh AL Qaeda terhadap AS. Bagi anggotanya, istilah
al - Qa‘>idah (al-Qaeda) tidak mereka fahami sebagai nama gerakan, tetapi istilah tersebut adalah bermaksud sebagai “pangkalan”, dan dalam operasi ketenteraan bermakna “langkah-langkah”, atau “cara-cara”, atau “garis panduan”, atau “kaedah” yang harus dilakukan dalam melaksanakan operasi (perjuangan) mereka. Misalnya kaedah atau tata cara mengatur strategi dalam melakukan serangan. Menurut Rohan Gunaratna, al-Qaeda didirikan di atas landasan “Islamisme” dan “jihad.” Tidak dijelaskannya apa yang dimaksud dengan Islamisme itu, tetapi dapat difahami pengertiannya adalah menjadikan Islam sebagai satu-satunya sistem yang mengatur manusia dalam segala aspek kehidupan, sebagaimana yang pernah dilaksanakan oleh Rasul, para sahabatnya,  dan generasi salaf  dahulu; tidak jauh berbeza dengan pengertian fundamentalisme  dan salafisme. Sedangkan jihad dijadikan oleh gerakan al-Qaeda sebagai pembenaran untuk melakukan tindakan terorisme, walaupun antara jihad dan terorisme itu sangat bertentangan. Tujuan al-Qaeda yang pertama adalah membebaskan dunia Islam daripada penindasan dan pencerobohan asing.  Al-Qaeda melihat bahawa dunia Islam kini berada dalam kungkungan kuasa asing, diperlakukan secara kejam dan tidak adil, dipelopori oleh pakatan jahat kaum Zionists (Yahudi) dan Crusaders (Nasrani). Darah umat Islam terlalu murah ditumpahkan dan kekayaan negeri mereka dengan mudah dirampas oleh musuh-musuh Islam. Misalnya di Palestin, Iraq, Tajikistan, Burma, Assam, Kashmir, Pattani, Filipina, dan lain-lain. Tidak ada yang membela nasib mereka, PBB hanya menonton dan tidak berbuat apa-apa kerana telah dikuasai oleh pakatan tersebut[8]. 25 Malahan PBB dengan desakan Amerika dan sekutu-sekutunya telah mengizinkan sekatan barangan makanan dan ubat-ubatan terhadap Iraq yang mengakibatkan 600,000 kanak-kanak mati[9]

Premis :
1.      HTI adalah Gerakan Politik Islam
2.      HTI bisa dikatakan sebagai gerakan yang cepet tumbuh berkembang dan sangat jelas.
3.      HTI merepresentasikan diri sebagai organisasi pergerakan berbasis ideologi Islam dan tujuan utamanya adalah mendirikan khilafah dan menerapkan syariah.
4.      Idea mendirikan gerakan al-Qaeda sebetulnya timbul dari gagasan Abdullah Azzam.
5.      Al-Qaeda didirikan di atas landasan “Islamisme” dan “jihad.”

Konklusi :
Tatkala negara Khilafah Islam runtuh pada tanggal 3 maret 1924M, nasionalisme menggeser kesatuan umat, negeri merekapun dipecah-belah, dilemahkan, diadu-domba dan dijajah. Malapetaka di berbagai bidang juga menimpa umat Islam. Berdirinya negara Israel di tanah Palestina menunjukkan ketidak-berdayaan umat Islam akibat terpecah-belahnya persatuan mereka, karena umat Islam tidak berada di bawah naungan Daulah Khilafah, dimana sistem Khilafah merupakan sistem yang menyatukan umat Islam. Taqiyuddin An Nabhani orang yang terlahir di Palestina yang hidup di zaman itu dan melihat semua peristiwa itu membuat dia berupaya membangkitkan kembali umat Islam dan menggapai kejayaan umat Islam dengan mendirikan sebuah partai yang di beri nama Hizbut Tahrir (Partai Pembebasan). Karena Syaikh Taqiyuddin An Nabhani melihat bahwa di seluruh negeri Islam belum muncul suatu kelompok yang benar selama abad silam (abad XIX M), yang mampu membangkitkan umat Islam. Semua kelompok yang ada telah mengalami kegagalan karena didirikan di atas dasar yang keliru.








Al-Qaeda jika diartikan yaitu sebuah “Markas”, Al-Qaeda adalah sebuah kumpulan-kumpulan para pejuang Afghanistan pasca perang. Mereka berkumpul untuk mencapai kemenangan dalam perang tersebut. Al-Qaeda lahir tahun 1988 didirikan oleh Osama Bin Laden yang bertujuan jihad di jalan Allah dengan mengorbankan nyawa dalam setiap pergerakannya. Tujuan inti dari Al-Qaeda ini sebenarnya adalah berperang terhadap kapitalisme Barat yang berkembang di wilayah Timur-Tengah khususnya wilayah Afghanistan, walaupun demikian tidak banyak orang, instansi atau negara lain yang mendukung dan bersimpati terhadap Al-Qaeda karena dianggap memakai kekerasan dan mengorbankan nyawa dalam pergerakannya. Al-Qaeda merupakan pergerakan Islam yang paling kontroversial dan sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, baik dari segi pemikiran dan pergerakan, yaitu dengan jalan kekerasan dan mengorbankan banyak nyawa dalam setiap misinya.




[1] Martyn Hammersley dan Paul Atkinson, Ethnography: Principles in Practice (London dan New York: Routledge, 2007), h. 3.
[2] Lorne L. Dawson, Who Joins New Religious Movements and Why: Twenty Years of Research and What Have We Learned? Lorne L. Dawson (ed), Cults and New Religious Movements: A Reader (USA, UK and Australia: Blackwell Publishing, 2003), h. 119.
[3] John Lofland and Rodney Stark, “"Becoming a World-Saver: a Theory of Conversion to a Deviant Perspective,” American Sociological Review 30:6 (Desember 1965), h. 871-872.
[4] Jamhari et.al., Menuju Khilafah Islamiyah: Gerakan Hizbut Tahrir di Indonesia”, ed. oleh Jamhari dan Jajang Jahroni, Gerakan Salafi Radikal di Indonesia (Jakarta: Rajawali Press, 2004), h. 174.
[5] Greg Fealy, Hizbut Tahrir in Indonesia: Seeking a “Total” Islamic Identity”,
h. 155.
[6] Lihat Peter L. Berger (2002), Holy War, Inc.: Inside the Secret World of Osama Bin Laden. New York: Simon and Schuster, hh. 100-101.
[7] Luis S.R. Vas (2001),
Osama Bin Laden: King of Terror or Saviour of Islam? . Delhi: Pustak Mahal, h.
12; Gunaratna (2003a), op. cit ., h. 55.
[8] Alexander dan Swetnam (2001), o p. cit ., Appendix 2.
[9] Ibid ., hh. 157-158.